Sunday, July 15, 2012

SUMBER DAYA ALAM PADANG LAWAS


1.      PT. DAN PERKEBUNAN MASYARAKAT
PT.  Raja Garuda Mas Group dan dua PT. Yang berada dibawah benderanya yaitu PT. Sumatera Riang Lestari (SRL) dan PT. Sumatera Silva Lestari yang sempat mengalami konflik dengan msyarakat setempat akibat penyerobotan lahan masyarakat, meskipun sebenarnya ceritanya masih simpang siur, menhut mengtakan bahwa lahan itu adalah milik negara bukan milik pribadi maupun perusahaan, meskipun lahn tersebut difungsikan hany boleh digarap oleh masyarakat setempat, dan itupun bukan sebagai hak milik melainkan hak pakai.

selain itu Sumber Daya Alam Kabupaten Padang lawas yaitu Pabrik-Pabrik dan sejumlah Perkebunan masyarakat yang ditanami sawit yang sudah menghasilkan dan juga tanaman pohon rambung yang sudah memberikan hasil yang lumayan memuaskan.
2.      Objek Wisata
Wisata alam
Kabupaten Padang Lawas juga mempunyai sejumlah Objek Wisata sebagai Sumber Daya Alam yang diharapkan bisa mendongkrak SDM (Sumber Daya Masarakat) Antara Lain Pemandian Sijorni, Pemandian Air Panas Dan Sejumlah Pantai hasil olahan Masyarakat yang diolah dari keindahan Sungai Barumun Yang ada Di padang lawas Seperti Pantai Joker.
Wisata sejarah
Selain objek wisata alam Kabupaten Padang Lawas juga mempunyai objek wisata sejarah seperti Candi Tandihat terletak di Desa Tandihat, Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara. Candi Tandihat terdiri dari tiga kompleks percandian yaitu kompleks I , II , dan III
Candi Tandihat I merupakan kompleks pecandian yang terdiri dari sebuah bangunan induk dan 5 candi perwara. Sungai Barumun mengalir di sebelah barat candi ini.
Candi Tandihat II  setidaknya terdiri dari dua bangunan. Satu merupakan bangunan induk dan sebuah  gundukan lebih kecil kemungkinan merupakan candi perwara. Komponen bangunan yang ditemukan di Candi Tandihat II antara lain adalah makara, dan tiga buah arca perunggu yang saat ini tersimpan di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara.
Candi Tandihat III terletak di Desa Gunung Manaon Kecamatan Barumun Tengah. Candi tersebut disebut juga dengan Candi Longung. Bangunan candi ini terletak di meander Sungai Barumun, sehingga rawan akan erosi. Kondisinya saat ini tertimbun tanah. Setidaknya di lokasi tersebut terdapat dua bangunan candi, yaitu candi induk dan perwara. Komponen bangunan di candi Tandihat III antara lain adalah sebuah stamba berukuran cukup besa.
Candi Sipamutung di Desa Siparau Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padanglawas merupakan bukti sejarah peradaban yang diperkirakan berdiri pada abad XI, Candi yang dikelilingi oleh rangkaian perbukitan rendah tersebut  terletak, di dipinggir Sungai Barumun yang membelah dataran Padanglawas dan berjarak sekitar 40 Km dari ibukota Kabupaten Padanglawas, Sibuhuan.
Menuju lokasi candi, jalan aspal  hanya sampai di Desa Binanga dan melewati jalan desa sepanjang  tiga km. Kemudian meniti  jembatan gantung yang berada di atas sungai Barumun. Komplek candi berjarak 250 meter dari pinggir aliran Sungai Barumun.
Sejumlah pendapat mengatakan, lokasi tersebut merupakan titik awal dari asal-usul manusia jaman dahulu memasuki wilayah Padanglawas dan sekitarnya, karena pada saat itu perjalanan hanya dapat dilalui melalui jalur laut dan sungai.
Pendapat  itu menyatakan para leluhur memasuki Padanglawas  melalui Laut Labuhan Bilik (Labusel) kemudian berangsur menuju Sungai Barumun dan  menemukan Padanglawas sebagai tanah harapan.
Melihat keadaan lokasi dari luar komplek candi, kemungkinan  kawasan yang  jadi perkampungan Desa Siparau dan didiami 160 KK tersebut,  adalah  bekas sebuah benteng yang juga tempat pemujaan,  karena masih terdapat bekas dinding dari bahan tanah  dan paret pembatas mengelilingi komplek candi  diperkirakan seluas 100 hektar.
Hal ini sesuai dengan pendapat  warga asli yang telah bertempat tinggal  didaerah  itu sejak dari moyang mereka yang  umumnya bermarga Harahap, Siregar, Hasibuan dan Daulay.
Beberapa kalangan menyebut Candi Sipamutung merupakan  satu-satunya candi yang didirikan Ummat Budha dan paling megah di antara candi yang terdapat di Kab. Padang Lawas dan Padang Lawas Utara yang umumnya didirikan  umat Hindu.
Bentuk dan ukurannya  terdiri dari sebuah biara induk menghadap ke timur dengan denah bujur sangkar berukuran 11 X 11 meter, tinggi 13 meter. terdiri dari bagian  kaki, badan, dan atap.
Sedangkan di kedua sisinya terdapat 6 biaro yang lebih kecil, pada bagian bawahnya tersusun 16 buah stupa yang lebih kecil.  Lima buah Biaro dari bata dan sebuah dari batu andesit.
Biaro-biaro yang terbuat dari bata adalah Biaro perwara di sebelah timur candi induk berbentuk mandapa berdenah segi empat berukuran 10,25 X 9,9 meter, tinggi 1,15 meter. Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter dengan pintu masuk sejenis gapura.
Di daerah Padanglawas,  yang berdekatan  tersebut terdapat sedikitnya  11 candi yang sebagian sudah dipugar yaitu Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III di Desa Portibi Paluta. Candi Tandihat I dan Tandihat II ,  Candi Manggis . Candi Stopayan, Candi Paya, Candi Pulo, Candi Sangkilon di Palas.
Namun popularitas  candi Sipamutung yang  menjadi pelengkap cagar budaya dan keindahan alam Bumi Padang lawas itu tertinggal dari candi yang lainnya.  Hal ini disebapkan sarana perhubuhungan menuju situs budaya tersebut belum tersentuh pembangunan dan hal ini menjadi salah satu pemicu pesona wisata candi sipamutung kian terlupakan.
Selain itu, kesadaran warga setempat untuk ikut memelihara situs kuno tersebut masih kurang.  Lingkungan candi yang dipagar dengan kawat berduri telah rusak, sehingga kerbau piaraan  wargapun masuk dan merumput di lokasi candi.
3.      Pertambangan
Sumur minyak “Blok Tonga” yang berada di Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, direncanakan akan beroperasi Maret 2012 dengan produksi awal 1.000 barel per hari.
General Manager PT Mosesa Petroleum Sapar Suyono di Medan, Kamis, mengatakan pihaknya telah melakukan eksplorasi di Blok Tonga di Padang Lawas sejak tahun 2009. Sapar Suyono selaku pihak yang mendapatkan pengelolaan “Blok Tonga” mengatakan itu dalam rapat koordinasi dengan Pemprov Sumut dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP-Migas) di Medan.
Dari proses eksplorasi yang dilakukan, pihaknya telah menemukan minyak pada tahun 2011 dan menyiapkan kran untuk proses produksi. Untuk tahap awal, Blok Tonga akan memproduksi 1.000 barel minyak per hari yang akan ditingkatkan secara bertahap menjadi 2.400 hingga 3.000 barel per hari. Dengan kapasitas produksi 2.400-3.000 barel per hari, Blok Tonga diharapkan akan berproduksi hingga delapan tahun, katanya.
Sebagai tahap awal untuk penjualan, pihaknya berencana akan melakukannya di Dumai, Provinsi Riau, dengan menumpang fasilitas Chevron sebagai lokasi terdekat dari Blok Tonga. Namun proses produksi dan penjualan tersebut belum dapat dilakukan karena masih menunggu izin dari pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Karena itu, pihaknya mengharapkan dukungan dari Pemprov Sumut dan Pemkab Padang Lawas dalam bentuk rekomendasi ke Kementerian ESDM guna mendapatkan izin komersial Blok Tonga.
Penasehat Ahli Kepala BP-Migas Bidang Pemerintahan dan Kewilayahan Cornelia Oentarti mengatakan, pihaknya berupaya mendorong Pemprov Sumut dan Pemkab Padang Lawas agar dapat memanfaatkan potensi pertambangan itu sebesar-besarnya. “Ini adalah peluang bagi perusahaan milik daerah atau perusahaan lokal untuk masuk, baik dalam penyediaan berbagai jasa yang dibutuhkan mau pun untuk kegiatan produksi,” katanya.

0 comments:

Post a Comment